KREASI DARI PELEPAH PISANG saco-indonesia.com, Pohon pisang yang sudah tidak dapat berbuah lagi biasanya akan ditebang dan dibiarkan membusuk begitu saja . Padahal limbah pelepah pisang tersebut dapat di sulap menjadi beragam kerajinan yang unik . Menghasilkan sebuah karya yang baru memang bukanlah hal yang sulit lagi bagi seorang pengrajin .  Tak perduli karyanya terbuat dari bahan apapun, imajinasi akan dapat mengubahnya menjadi hasil dengan nilai estetika yang sangat tinggi. Memang bukan hal yang baru untuk dapat membuat kerajinan dari pelepah pisang tersebut .  Tapi yang sangat terpenting saat ini adalah bagaimana dapat membuat bongkahan pelepah pisang yang dapat terlihat tidak berguna dapat diubah untuk menjadi beberapa kerajinan yang sangat bernilai ekonomis . Produk yang bisa dihasilkan dari pelepah pisang ini bila dipadukan dengan bahan lain akan bisa memikat dan jelas berbeda dengan produk lain yang serupa . Hasil kerjinan yang bisa dihasilkan dari limbah ini diantaranya seperti kotak pensil, sandal,lampu, tas, karpet, kotak tisu, hisan dinding dan lainnya. Artinya, dengan bahan limbah pelepah pisang pengrajin dan pemakai termasuk ramah lingkungan Seperti yang telah dilakukan oleh Devi Devian, Mahasiswa FMIPA Universitas Riau itu . Bagi dia setiap limbah yang ada bisa dimanfaatkan kembali . Dengan catatan, kreativitas dari individu masing-masing. Untuk dapat membuat sebuah hasil kerajinan tangan dari pelepah pisang jenis apa saja. Pelepah pisang yang paling baik digunakan adalah yang sudah kering di pohon dan tidak perlu di keringkan di bawah sinar matahari . Dalam pembuatannya juga tidak memerlukan bahan pengawet, karena dapat menghilangkan kesan alaminya. ''Untuk dapat menjadikan sebuah karya yang terbaik dari limbah ini kita pun juga bisa memainkan corak warna pelepah. Mengkombinasikannya sesuai warna yang kita inginkan, layaknya dalam pembuatan lukisan,'' ungkapnya.  Sebagai perekat, bisa menggunakan lem fox atau jenis lem apapun asalkan daya rekatnya kuat. Seperti pembuatan buku catatan misalnya, pelepah pisang harus di potong sesuai ukuran. Kemudian lakukan pengikisan lapisan kulit bagian dalam untuk mendapatkan permukaan kulit yang rata. Dengan begitu daya rekat lemnya lebih kuat. Untuk melukis pemandangan, kaligrafi, hewan, manusia, sebaiknya menempel latar belakangnya dulu, baru yang terakhir detailnya. Sebagai contoh lukisan kaligrafi, pertama tempel latar belakang yang berwarna gelap semua, setelah kering baru tempel tulisan kaligrafinya yang berwarna terang. Agar hasil tempelan merata dan kuat, biasanya setelah pelepah pisang ditempel, lukisan diberi pemberat di atasnya hingga lem kering, tujuannya agar lem menempel merata disetiap bagian pelepah pisang yang ditempel. ''Sebagai pemula memang membutuhkan keuletan dan kesabaran ekstra untuk membuat kerajinan tangan ini. Karena bahan dan alat ini tidak lazim digunakan untuk tujuan melukis,'' ungkapnya. Tetapi bila telah mahir dan teknik melukisnya telah didapat sendiri, akan diperoleh sebuah lukisan yang unik dan agak sulit untuk ditiru orang, sehingga nilai jualnya juga lebih tinggi. Harga lukisan dari pelepah pisang bisa mencapai Rp5 juta hingga Rp7 juta. Bahkan, kata dia, satu karya seni yang dihasilkan saat ini bisa menghasilkan nilai puluhan juta rupiah. ''Tergantung tingkat kesulitan tertentu dalam pembuatannya. Harga hasil sebuah karyanya bisa mencapai puluhan juta. Padahal bahan baku yang telah digunakan sama sekali tidak membutuhkan modal yang sangat banyak,'' ungkapnya. Pengrajin lainnya, Agus Widodo menambahkan, bisnis kreasi pelepah pisang ini bisa dijalankan oleh siapa saja. Pasalnya, modal yang dibutuhkan dalam menjalankan bisnis ini hanyalah kreativitas yang tinggi, kemauan dan kerja keras serta berani berinovasi dalam menciptakan berbagai kreasi unik dari limbah pelepah pisang. ''Bahan bakunya bisa didapatkan tanpa harus mengeluarkan modal. Permasalahan sampah hingga saat ini masih belum teratasi dengan baik. Hal ini menuntut manusia untuk lebih menjaga lingkungan dari bahan-bahan berbahaya yang sulit terdegradasi secara alami oleh alam,'' paparnya Menurut mahasiswa FMIPA Unri ini, bukan zamannya lagi untuk saling mempersalahkan, namun mencari solusinya adalah jalan keluar terbaik. Seperti bagaimana mengolah sampah menjadi bahan tepat guna. Yang terpenting adalah bagaimana caranya untuk tidak menambah sampah di lingkungan. Dengan cara menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan yang mudah terurai